Minggu, 17 November 2019

Aku Hidup Bahagia

 Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.


Pada dishwapp kali ini saya ingin menceritakam tentang proses saya melewati sebuah perubahan besar dalam kehidupan saya.


Tak banyak teori yang saya sampaikan,karena semua teori bisa teman-teman cari di internet.


POST POWER SYNDROM

Tak perlu dibahas pengertiannya ya? 

Yg jelas kita harus sama-sama sepakat… jika  Post Power Syndrom adalah keadaan dimana seseorang mengalami kebingungan tentang apa yang akan dilakukan setelah kehilangan jabatan.

Mengapa saya titik beratkan pada kata jabatan? Karena ketika seorang memiliki jabatan, pasti yang bersangkutan memiliki uang,bawahan dan kekuasaan.

Dan saya memilih kata Kebingungan karena seorang yang mengalami Post Power Syndrom biasanya belum bisa move on, belum bisa menerima kenyataan sehingga sifat-sifat lama ketika memiliki jabatan masih terbawa. Padahal jabatannya sudah melepaskan diri darinya.


BAGIMANA AGAR TETAP BAHAGIA?

Saya akan membahas tentang mengatasi Post Power Syndrom dari saya seorang ibu bekerja di ranah publik dengan posisi terakhir sebagai Manager Purchasing dan gaji mendekati angka 20an lalu menjadi seorang ibu yang bekerja di ranah domestik.


Pertanyaan yang sering muncul ketika saya sudah merumahkan diri.

  1. Apa alasan memilih bekerja di ranah domestik?

  2. Bahagia di rumah apa kerja?

  3. Bosen apa tidak beralih ke ranah domestik?

  4. Bagaimana mengatasi kebiasaan tidak berpenghasilan?



Dan semua akan saya jawab positif agar jawaban saya adalah membuat si penanya menyimpulkan bahwa saya BAHAGIA dengan pilihan saya.

Karena energi positif itu akan membantu saya untuk memudahkan melangkah kedepan.


Pernahkah saya mengalami fase KEBINGUNGAN?

Jawabannya pasti IYA


Lalu APA YANG SAYA LAKUKAN?

  • Persiapan Mental

Sebelumnya saya membuat banyak kemungkinan-kemungkinan tentang APA YANG AKAN SAYA LAKUKAN? 

Masih ingatkan saya pernah ingin membuka usaha daycare?


  • Memperhitungkan matang-matang tentang Anggaran Rumah Tangga

Mau tidak mau, saya yang malas dalam tulis menulis harus membuat Anggaran Rumah Tangga.

Yang paling signifikan adalah saya merancang tentang menjadi ibu rumah tangga IDEAL.

Budget ART tidak saya masukkan dalam pos anggaran belanja, karena ketika saya di rumah saya harus kerjakan semua sendiri. 

Tapi ketika saya tak mampu untuk menyelesaiakan pekerjaan rumah, amak kami memilih ada ART di rumah dengan catatan pos pembayarannya harus dipikirkan di luar uang bulanan dari banteng kekar.

Jadilah saya harus tetap Berpenghasilan agar saya bisa memiliki ART, agar saya tetap BAHAGIA di rumah.


  • Meminta dukungan Suami

Ketika saya mengalami fase kebingungan saya akan dengan sangat terbuka berkata pada banteng kekar

Contoh : terlalu terbiasa touchscreen alias main tunjuk-tunjuk dalam hal apapun (belanja-belanja, pekerjaan rumah) membuat saya stress ketika kendali penuh ada di suami.

Saya akan terbuka bahwa saya tidak nyaman pada fase ini.


Saya meminta ruang untuk saya tak berubah 100%,jadi saya dan suami sepakat ada orang yang saya suruh-suruh untuk melampiaskan jiwa bossy saya. Ketika ada ART di rumah, sedikit banyak jiwa tukang suruh-suruh saya bisa terlampiaskan. 


Kebiasaan konsumstif yang dulu saya lakukan asal tunjuk-tunjuk di situs belanja online tetap terlaksana tapi dengan kendali pembayaran oleh banteng kekar. 

Lalu menanamkan dalam hati yang penting saya masuk-masukin barang ke keranjang belanjaan lalu ketika saya tidur banteng kekar akan menyortirnya.

Awalnyab sih begitu,lama-lama saya sudah cukup puas memasukkan barang-barang ke keranjang,tanpa melakukan Check Out dan di pagi hari saya hapus-hapusin dengan ikhlas. Karena dengan menunda check out, keinginan untuk memiliki akan lebih realistis di keesokan harinya. 

Karena keesokan harinya, saya menjadi lebih waras.

Tapi sekarang buka situs belanja online nya udah jarang sekali karena saya sudah pada masa BOSEN milih-milih tanpa realisasi.

Kebiasaan asal tunjuk-tunjuk mulai meninggalkan saya, mungkin setan-setan belanja udah nggak mau dekat-dekat saya.


  • Berkumpul dengan teman-teman yang sejenis.

Ketika merumahkan diri, saya mencari teman-teman yang sama bekerja di ranah domestik

Melihat mereka bahagia antar jemlut anak,lalu menanamkan bahwa SAYA TIDAK SENDIRI


  • Melakukan APA yang saya sukai

Karena saya suka memasak, maka seharian saya akan ada di dapur.

Memasak menjadi solusi saya kabur dari rumitnya kehidupan

Ketika seharian pusing menghadapi anak-anak yang masih memusingkan meski saya sudha di rumah maka ketika banteng kekar datang, saya akan memasak lalu meminta beliau membantu mencuci piring (karena mencuci piring adalah salah satu dari banyaknya pekerjaan rumah yang tidak saya sukai)


  • Berteman dengan yang tidak saya sukai

Semua pekerjaan rumah tidak saya sukai kecuali memasak.

Maka bagi tugas dengan suami awalnya adalah langkah tepat yang saya ambil meski ujungnya kami memilih tetap memiliki ART.

Ketika ART libur, saya mau tidak mau harus menyelesaikan semuanya sendiri dibantu dengan banteng kekar.


  • Tetap Produktif

Ya,saya merasa saya harus tetap produktif, memiliki kegiatan rutin yang menghasilkan. 

Menghasilkan disini belum tentu menghasilkan uang, tapi saya merasa harus memiliki kegiatan sehingga waktu untuk melamun berkurang.

Jadilah sekarang saya menjadi sekretaris komite dan menjadikan apa yang saya sukai menghasilkan uang.


  • Mencintai diri sendiri

Saya sering membuat catatan, apa yang saya cintai dari diri saya.

Dan sering bertanya ke anak-anak,mereka lebih bahagia ketika saya di ranah domestik atau publik. Karena jawaban mereka seperti sebuah mantra bahwa saya dibutuhkan disini. Dan saya merasa apa yang saya pilih sekarang membuat mereka Bahagia


  • Berserah diri pada Allah SWT

Sekarang saya bisa mengatakan bahwa saya merasa lebih dekat dengannya.

Karena ketika rasa sepi itu ada, saya akan cepat-cepat ambil wudhu dan mendekat padaNya.

Misalnya,ketika saya ingin sekali membeli sesuatu dan saya tak bisa seperti dulu yang tinggal tunjuk lalu transfer, saya mengadu kepadaNya.


Mungkin itu tips yang bisa saya sampaikan ketika ditanya bagaimana cara tetap bahagia.

Tentu sebelum semua itu terjadi saya harus membuat perubahan tujuan atau GOAL dalam kehidupan saya.

Yang awalnya GOALnya lebih berorientasi pada AKU lalu saya ubah menjadi KELUARGAKU.

Yang awalnya orientasinya lebih ke materi berubah menjadi ke Anak-anak HARUS bahagia. 

Kadang kita sebagai orang tua merasa materi adalah sumber kebahagiaan anak-anak tapi ketika bertanya kepada anak-anak sumber kebahagiaan mereka adalah ketika mereka bisa bersama kedua orang tuanya.

Kebahagiaan anak itu sederhana kadang orang tualah yang membuatnya RUMIT.


Melepaskan apa yang dimiliki tentu tidak mudah. Jadi bagi teman-teman yang bekerja di ranah publik, jangan pernah TERPAKSA melepasnya karena TIDAK ada jalan keluar di rumah.

misal : resign karena g ada ART, tapi ubah alasannya menjadi AKU RESIGN KARENA ANAK-ANAK BUTUH AKU

Jangan resign karena ikut2an, jangan resign karena merasa FENOMENA DI RANAH DOMESTIK sedang begitu menggelora.

Tapi RESIGN lah ketika memang merasa SUDAH SAATNYA kembali ke rumah.

Kalau belum yakin, jangan lakukan. 

Atau jika keinginan sudah kuat tapi masih takut tentang hal-hal yang ditakutkan maka lakukan mantra dari bu Septi ini

Lakukan aja dulu,nanti juga paham.


Selamat hidup bahagia, jika bukan kita yang mengusahakan lalu siapa lagi?


Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Salam hangat


🌻 Bunaj 🌻

Meal Plan, Meal Prep, dan Food Prep

  Bismillah...apa kabar pare geulis😁 Perkenalkan saya Dhani, shipper Kabin Cooking dari Kampung Bakat  3. Mari kita mulai...😍😍😍 Dalam pi...