Kamis, 16 Mei 2019

Menulis Sebagai Terapi Jiwa

 


Outline Notulensi
1. Informasi Pendahuluan
2. Profil Nara Sumber
3. Materi Pengantar
4. Pembukaan Kulwhap dan Pengantar dari Nara Sumber
5. Pertanyaan dan Jawaban
6. Penutup dan Pesan dari Nara Sumber

1. Informasi Pendahuluan
Tema : Menulis Sebagai Terapi Jiwa
Hari/ Tanggal : Jum’at/ 17 Agustus 2018
Waktu : 19.00 - 22.00 WIB
MC : Destyka Putri (Belanda)
Moderator : Wenda Swords (USA)
Moderator Relayer : 
1. Permai Sari Molyana Yusuf (Jerman)
2. Yuanita Mulyastuti (UK)
Notulen : Ajeng Pratiwi (Jerman)

2. Profil Nara Sumber



3. Materi Pengantar

Writing for Healing
Ketika kita membaca karya orang lain, kita mencoba memahami bagaimana cara orang berpikir. Ketika kita menulis karya kita sendiri, kita mencoba mengungkapkan pada orang lain, apa yang ada di pikiran kita. Saat membaca dan menulis menjadi aktivitas istimewa bagi manusia, maka sesungguhnya ia tengah tumbuh berkembang. Bukankah Iqra dan Nun adalah menjadi salah satu sumpahNya di dalam kitab suci? Berarti aktivitas membaca dan menulis,  menjadi tahapan penting dalam penciptaan alam semesta, bahkan dalam pemeliharaan seluruh ciptaanNya. Termasuk pemeliharaan jati diri manusia.

Mengapa manusia menulis?
1. Untuk membuktikan : hei, aku di sini ( I am here)
2. Untuk menunjukkan : aku ada ( I am exist)

Memangnya, menulis menjadi aktivitas yang sangat penting?
Mau tidak mau, menulis menjadi aktivitas yang membebaskan manusia dalam kurun waktu 10~20 tahun terakhir ini. Kalau kita tidak percaya, tengoklah media sosial. Dengan adanya facebook, twitter, instagram dan beragam penyedia layanan blog gratis seperti blogspot dan wordpress ; maka orang bebas berkicau. Barulah dunia tahu –kita semua tahu- betapa banyaknya manusia yang ingin bicara. Betapa banyaknya manusia yang ingin didengar. Betapa banyaknya manusia yang ingin dihargai.

“Penyakit terparah dewasa ini, adalah penyakit yang timbul akibat merasa tidak dicintai,” demikian kata Queen of People’s Heart, Lady Diana. Merasa tidak dicintai, tidak didengarkan, tidak dianggap ada; menimbulkan perasaan tertekan
bahkan hilang jati diri kemanusiaan. Akibatnya manusia merasa menjadi robot, merasa menjadi bukan dirinya sendiri. Atau dipaksa menjadi orang lain.

Betapa banyak manusia yang saat ini terpapar penyakit psikologis : stress, anxiety, depresi. Belum lagi hantaman trauma pengalaman yang pahit, atau pengalaman yang sangat tidak menyenangkan: dibully di masa sekolah, cyber bullying, tidak cocok dengan pasangan, permasalahan ekonomi dan karier, dst. Ingin bercerita bahkan berteriak, tetapi tak berani. Bukannya tak ingin mencurahkan segala rasa; tapi ada pertimbangan yang menghalangi. Kalau cerita tentang pasangan, apa kata orang saat mengumbar aib suami? Kalau cerita tentang masalah ekonomi, bagaimana jika malah disalahkan: kamu gak becus ngatur duit! Padahal, segala tekanan emosional harus disalurkan. Salah satu cara penyaluran adalah dengan writing therapy.

Apa yang harus dituliskan untuk mengurangi (atau bila berhasil) dan menyembuhkan segala gangguan psikologis?

Peralatan :
1. Alat tulis, pensil atau pulpen. Lebih bagus spidol warna warni
2. Buku diary, lebih bagus yang terunci. Tapi yang terkunci kadangkala menumbuhkan rasa kepo orang lain sehingga malah bisa dibongkar.
3. Bila ingin di media maya, tulis di blog tetapi dikunci/ private. Yang dituliskan :
   1.  Segala hal tentang aku
   2.  Segala hal yang terjadi selama 3 bulan terakhir
  3. Bila telah mencapai stamina yang cukup kuat, bisa mulai menuliskan hal yang dibenci. 
Misal : benci pada atasan bernama Lord Voldemort. Saat kebencian benar-benar berurat berakar, kadang sulit untuk menuliskan nama Lord Voldemort. Maka tuliskan inisial LV. Atau si blackie. Atau si kurang ajar. Intinya: inisial. Lalu ketika kekuatan mulai tumbuh, mulai sebutkan namanya.

Catatan :
© Ketika menuliskan segala yang berbau negatif, jangan disebar di media sosial. Respon dari orang di luar kita bisa menguatkan, bisa melemahkan. Nanti, kita justru semakin terpuruk dan retak.
© Boleh disebar ketika dituangkan dalam bentuk tulisan yang lebih tersembunyi seperti puisi, feature, cerpen. Atau tulisan bebas lainnya yang tidak mengandung hate speech dan memojokkan seseorang. Dikhawatirkan kita akan mendapatkan delik pencemaran nama baik.

Rabu, 15 Mei 2019

Menulis Metode STAR

 QUOTE PERKENALAN

Menulis Itu?

Menulis itu merajut kata demi kata mengujung istimewa, mengakar di hati. Menulis itu visualisasi ide, mimpi dan pengalaman mengikat makna ketika mulut sudah tak mampu berkata, tapi hati ingin berlari membawa asa menjadi muara segala rasa. Menulis untuk berbagi cerita, mengukir kenangan sebelum ingatan memudar, curhat yang  tiada habisnya,  menyuarakan hati nurani, mewujudkan cinta,  mengarsipkan pemikiran. 

Menulis itu membuat bahagia dan menghibur, mengukir senyum lewat untaian kata, membuang emosi  dan salah satu cara mengurangi stress,  healing negative thingking, energy yang harus disalurkan untuk menjaga kewarasan serta mengurangi gosip. 

Menulis adalah cara mengingatkan diri sendiri, karena dengan menulis ada sesuatu yang harus dipertanggung jawabkan, proses belajar, mengobservasi, menganalisis, dan muhasabah diri.

Menulislah maka kau ada, menyapa dunia, membuat hidup lebih hidup, menjadi abadi dimana jasad tidak lagi merasa. Menulis itu melebur ke alam, menemui siapapun yang Ia takdirkan untuk ditemui, menjadi instrument perekam sejak sejarah untuk menjaga ilmu, pendapat, pemikiran, opini dan argument dari keraiban yang kelak akan dikenang dikemudian hari serta media dakwah yang sangat bermanfaat. 

Menulis membuat kita semakin dekat pada Sang Pencipta. Karena menulis juga mencipta, mencipta karya dengan bantuanNya. Tak ada seorang penulispun yang dapat menulis dengan pikirannya, semua diilhami olehNya dan semua adalah pemberianNya. Jadi,  tak perlu bangga dengan menulis, karena menulis adalah ejawantah dari setiap keridhoanNya. Bukan dari diri yang fakir ini

Menulislah untuk anak-anakmu kelak, untuk mewarisi peradaban ini, writing is legacy.

"Menulislah jangan berhenti, suarakan hati nuranimu, kemudian setelahnya biarkan tulisan itu membela dirinya sendiri. biarlah tulisanmu itu mengikuti takdirnya"(Buya Hamka )

Menulislah, sebelum namamu ditulis di batu nisan” - Om Donat (Donatus A. Nugroho)

Tanya Jawab Cidera Pada Anak


Tema: "Cidera Pada Anak"

Narasumber: dr. Ananda Putri Maharani

Lokasi: WAG Ibu Profesional Asia

Waktu: 27 April 2019

Pukul: 20.00~21.00 WIB


Moderator: Geta Yuanita, Chairun Niza, Vita


Senin, 13 Mei 2019

Menulis, Memberdayakan Perempuan dari dalam Rumah

 



Pengenalan Eco Enzym

Materi penunjang pengetahuan akan Eco Enzym

Kenapa kita harus aktif dalam kegiatan melestarikan lingkungan?

Kehidupan kita dan anak cucu kita akan tergantung dari kesehatan Bumi kita, apa jadinya kehidupan anak cucu kita selanjutnya kalau Bumi kita tidak terawat? Salah satu dampaknya adalah pemanasan global. Betul, suhu disetiap belahan Bumi mengalami peningkatan, bahkan di daerah kutub. Bahayanya adalah mencairnya gunung-gunung es yang akan berakibat naiknya permukaan air laut sehinggadaratan-daratan rendah akan tenggelam.

Apa dampak sampah bagi kelangsungan hidup kita di Bumi?

Sampah berpengaruh terhadap proses pemanasan global. Sampah menghasilkan gas Metana. Gas metana merupakan salah satu penyebab pemanasan global. Bahkan, gas tersebut memiliki potensi lebih besar ketimbang gas karbon dioksida (CO2). Gas metana memiliki nilai Global Warming Potensial (GWP) 21. Artinya, setiap molekul metana mampu memanaskan 21 kali lipat dari molekul CO2.

Adakah cara menanggulanginya?

Untuk membantu mengatasi polemik pemanasan global ini, kita cukup dimulai dari diri sendiri. Kita dapat mengurangi sampah-sampah rumah tangga dengan cara dioleh menjadi hal yang bermanfaat.

Bayangkan 1 keluarga jika mengurangi sampah rumah tangga 1kg /hari saja dan ada 1000 keluarga saja kita telah membantu pemerintah mengurangi sampah sebanyak 1 ton. Bagaimana jika 10.000 keluarga, 100.000 keluarga bahkan 1 juta keluarga? 

Dari sekian banyak cara pengolahan sampah, yang kita sarankan adalah pengolahan sampah menjadi Eco Enzym.

Eco Enzym itu apa?

Eco Enzym dikenalkan oleh Dr. Rosukon dari Thailand, Dr. Rosukon aktiv dalam pengembangan dan penelitian Eco Enzym selama 30 tahun. Juga aktiv mengajak orang-orang untuk memproduksi Eco Enzymdi rumah untuk mengurangi dampak pemanasan global. Salah satu murid langsung dari Dr. Rosukon adalah Prof. Joen di Malaysia juga ibu Vera Tan di Batam. 

Kita sangat beruntung karena dapat langsung belajar dan sharing pengetahuan langsung dari murid beliau yang telah berpengalaman puluhan tahun. Adapun langkah pembuatan Eco Enzym adalah sebagai berikut.

Komposisi dan skala bisa kita atur sesuai kebutuhan.

10 liter air

3 kg sampah organik

1 liter molases/ 1kg brown sugar

Cara pembuatannya, campurkan air dan molases lalu aduk rata lalu masukan sampah organik ke dalamnya, tutup rapat selama 3 bulan.

Setelah 3 bulan, kita dapat memanen cairan Eco Enzym dan ampas Eco Enzym. Cairan ini yang nantinya akan kita gunakan sedangkan ampasnya dapat kita pakai sebagai pupuk untuk tanaman kita.


Manfaat Eco Enzym?

Banyak manfaat cairan Eco Enzym yang telah kita buat misalnya:

1. Untuk mencuci piring

2. Untuk mengepel lantai

3. Untuk mencuci buah

4. Untuk mandi

5. Sebagi pupuk tanaman

6. Dan lain sebagainya


Sampai disini sekilas pengetahuan akan Eco Enzym, selanjutnya akan kita bahas langsung dalam proses praktek pembuatannya.

Terima kasih.

Minggu, 12 Mei 2019

'A' Home Team

 ‘A’ HOME TEAM 


Kata pertama judul di atas adalalah home, bukan house. Adakah bedanya? House adalah bangunan fisik yang dihuni dan biasa disebut rumah, sedangkan home adalah tempat dimana kita merasa nyaman tinggal dan beraktifitas selama berada disana. Home adalah s u a s a n a , m e s k i  t i d a k  h a r u s berbentuk fisik. 

Anggota dalam home team adalah keluarga inti: ayah, ibu, dan anak, dan bisa ditambah dengan keluarga yang tinggal dalam rumah tersebut.

 Kita jalan-jalan yuk… Pertama kita akan menuju ‘rumah masa depan’. Sebuah kawasan yang tenang, sepi - hanya ramai pada moment tertentu saja. Juga menyeramkan, meskipun sekarang sudah banyak dibangun ‘rumah-rumah’ sejenis yang lebih mewah dan tertata. Tapi ya…tetap saja, kita tak mau lama-lama disana. Lha, wong itu kuburan je… Jadi, yuk kita jalan ke tempat berikutnya: pasar. Bertolak belakang dengan yang pertama, tempat ini justru ramai, ribut dan berebut suara, sesak, dll. Hufft, sumpek! Sekarang kita menuju lapangan sepakbola, mengunjungi ruang gantinya. Eh, ternyata sedang ada briefing antara pelatih dan team. 

Mereka saling berdialog dan berdiskusi untuk satu tujuan, yaitu memasukkan bola ke gawang lawan dan menang. Ada interaksi antara pelatih dan team dan antar anggota team, ada pula pembagian peran. 

Nah, jika kondisi dan suasana itu kita analogikan dengan keluarga dan rumah kita, apakah keluarga kita sudah termasuk sebuah team, masih mencari bentuk sebuah team, atau baru berupa kerumunan, atau bahkan kuburan? Yang jelas, kita nggak mau Suasana rumah seperti kuburan kan? 

Jika merujuk pada kata team, maka itu terdiri dari sekurang-kurang 2 orang atau lebih. Suami istri bisa jadi adalah sebuah team, apalagi ditambah dengan anak-anak. Ciri - ciri sebuah team adalah sbb:


Jadi, team adalah sekumpulan orang yang berinteraksi, berkomunikasi dan, berbagi peran untuk mencapai tujuan yang sama. Sedangkan kerumunan adalah sekelompok orang yang kebetulan berada di tempat yang sama, namun tidak memiliki tujuan yang sama-sama menyatukan, dan tak ada komunikasi untuk saling mengerti. Fokus A Home Team adalah: komunikasi/interaksi produktif, tujuan, berbagi peran. 

Meal Plan, Meal Prep, dan Food Prep

  Bismillah...apa kabar pare geulis😁 Perkenalkan saya Dhani, shipper Kabin Cooking dari Kampung Bakat  3. Mari kita mulai...😍😍😍 Dalam pi...