PEMILIHAN DIKSI
Oleh: Dian Ikha. P
WAG Rumbel Literasi Ibu Profesional Karawang
Pengertian Diksi
Diksi merupakan pemilihan kata yang paling tepat untuk menyampaikan suatu maksud.
Pemilihan kata yang tepat bertujuan untuk memberikan kesan serta pesan agar mudah diterima dengan lawan bicara.
Diksi sangat berguna dalam penulisan karya tulis seperti puisi, novel, laporan dan sebagainya.
Pengertian Diksi Menurut para ahli
Menurut Keraf (2008: 22-23)
Diksi adalah pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh hubungan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan.
Menurut Widyamartaya (1990: 45)
Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikannya dan kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca.
Menurut Enre (1988: 102)
Diksi ialah pilihan kata dan penggunaan kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola suatu kalimat.
Menurut Achmadi (1990: 136)
Diksi adalah seleksi kata-kata untuk mengekspresikan ide atau gagasan dan perasaan.
Menurut Mustakim (1994: 41)
Pemilihan kata adalah proses atau tindakan memilih kata yang dapat mengungkap gagasan secara tepat, sedangkan pilihan kata adalah hasil proses atau tindakan tersebut.
Syarat-syarat ketepatan pilihan kata
■ Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat,
■ Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, misalnya: adalah, ialah, yaitu,
■ Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaanya, misalnya: infrensi (kesimpulan) dan iterferensi (saling memengaruhi), sarat (penuh, bunting), dan syarat (ketentuan).
■ Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakaian kata harus menemukan makna yang tepat dalam kamus, misalnya: modern sering diartikan secara subjektif canggih menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakhir; canggih berarti banyak cakap, suka mengganggu, banyak mengetahui, bergaya intelektual.
■ Menggunakan dengan cermat kata bersinonim, misalnya: pria dan laki-laki, saya dan aku, serta buku dan kitrab) ; berhomofoni; misalnya bang dan bank, ke tahanan dan ketahanan); dan berhomografi (misalnya: apel buah, apel upacara; buku ruas, buku kitab)
■ Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat, kata abstrak (konseptual), misalnya: pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern) dan kata konkret atau kata khusus (misalnya: minggu, serapan, dan berenang).
■ Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara tepat, misalnya: dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi.
■ Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar, misalnya: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
■ Menggunakan kata umum dan kata khusus, secara cermat. Untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus, misalnya: mobil (kata umum) corolla (kata khusus, sedan buatan toyota).
■ Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya: isu (berasal dari bahasa Inggris issue berarti publikasi, kesudahan, perkara), isu (dalam bahasa Indoenesia berarti kabar yang tidak jelas asal usulnya, kabar angin, desas-desus).
TUJUAN DIKSI
Tujuan Diksi (Pemilihan kata) adalah untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas.
Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana.
Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.
Diksi dan Gaya Bahasa
Dengan penggunaan diksi yang tepat dan sesuai dengan pengekspresian paragraf atau wacana maka gaya bahasa menjadi efektif. Sehingga gaya bahasa membentuk suasana kejujuran, kesopanan, kemenarikan, tingkat keresmian, atau gaya percakapan. Gaya bahasa yang dihasilkan oleh pilihan kata terbagi tiga yaitu, gaya sederhana, gaya menengah dan gaya mulia.
Fungsi Diksi
■ Membuat orang yang membaca ataupun mendengar karya sastra menjadi lebih faham mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
■ Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
■ Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal “tertulis ataupun terucap”.
■ Membentuk ekspresi ataupun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan pendengar ataupun pembacanya.
■ Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
■ Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat ( sangat resmi, resmi, tidak resmi )sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
■ Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
■ Menciptakan suasana yang tepat.
■ Mencegah perbedaan penafsiran.
■ Mencegah salah pemahaman.
■ Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
Ciri-Ciri Diksi
》 Tepat dalam pemilihan kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang diamanatkan
》Dapat digunakan untuk membedakan secara tepat nuansa makna dan bentuk yang sesuai dengan gagasan dan situasi serta nilai rasa pembaca.
》Menggunakan pembendaharaan kata yang dimiliki masyarakat bahasanya dan dapat menggerakan dan memberdayakan kekayaan tersebut menjadi jaring kata yang jelas.
Jenis Diksi
Makna Denotasi dan Makna Konotasi
Makna denotasi ialah makna yang sesungguhnya dari kata tersebut, sedangkan makna konotasi ialah makna yang bukan makna sesungguhnya dari makna kata itu sendiri.
Contoh:
▪︎ Ibu membuatkan aku kopi yang sangat nikmat pagi ini (Denotasi kata kopi menunjukan makna sebenarnya).
▪︎ Kulit Budi terlihat seperti kopi (konotasi negatif, kata kopi menunjukan makna yang tidak sebenarnya dan berupa sindiran).
▪︎ Dewi memang cantik seperti matahari (konotasi positif kata matahari menunjukan makna yang tidak sebenarnya dan berupa sanjungan).
Makna Leksikal Dan Gramatikal
Leksikal ialah makna kata yang berdasarkan kamus, leksikal dapat disebut juga leksikon atau makna kata berdefinisi. contoh: miskin ialah ketika seseorang tidak mampu dan kekurangan secara finansial.
Gramatikal ialah makna kata yang terjadi karena:
▪︎ Terdapat imbuhan
contoh: pelukis, lukisan, dilukis, pelukisan.
▪︎ Diletakan pada frase, klausa atau diberi intonasi.
Contoh: Pelukis itu merupakan orang yang sangat terkenal (pe- pada lukis menunjukan orang).
Makna Referensial Dan Nonreferensial
Makna referensial ialah makna kata yang menunjukan sesuatu misalnya “kantor Bupati terletak di jalan Jend, Sudirman “kata jalan menunjukan kepada sesuatu tempat”. Sedangkan makna nonreferensial ialah makna kebalikan dari referensial.
Contoh:
“Aku baru saja pulang dari kantor bupati akan tetapi aku lupa alamatnya” “kata tetapi mengacu pada kata nonreferensional”.
Makna Konseptual Dan Asosiatif
Makna konseptual ialah makna kata yang mendeskripsikan kata itu sendiri. Contoh: “minggu ini aku dan keluarga akan berlibur ke puncak” (kata puncak mendeskripsikan daerah dataran tinggi). Sedangkan makna asosiatif ialah makna kata yang menunjukan hubungan terkait dengan makna kata tersebut.
Contoh:
“Hati orang itu sangatlah putih” (kata putih memiliki hubungan dengan bersih dan suci).
Makna Kata Dan Makna Istilah
Makna kata ialah makna yang akan terlihat maknanya ketika terdapat pada suatu kalimat.
Contoh:
kata “panas” dapat menunjukan cuaca dapat menunjukan suhu, dapat menunjukan benda.
Sedangkan makna istilah ialah makna kata yang bersifat mutlak karena hanya digunakan pada bagian-bagian tertentu saja.
Contoh:
Kata “panas” hanya dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu makanan yang baru saja matang.
Makna Kias Dan Makna Lugas
Makna kias ialah kata yang digunakan untuk mengutarakan makan secara tidak langsung,
Contoh:
Gadis itu seperti bunga yang bermekaran. “Kata bunga menunjukan makna cantik jelita”. Makna lugas ialah jelas atau makna yang berlawanan dengan makna kias.
Cara Memilih Diksi
》Caranya adalah dengan banyak membaca puisi, artikel, surat kabar, bahkan tulisan yang berisi sebuah kritik sekalipun, gunakan kamus bahasa sansekerta dan bahasa Jawa Kawi
》Perbanyak kosakata, akan mempunyai pilihan yang beragam dalam memilih kata untuk puisi.
》Mengetahui makna atau arti dari kosa kata tersebut
Tips Membuat Puisi yang Indah
》Cari inspirasi
》Menentukan tema dan kata kunci
》Tentukan judul
》Menentukan bentuk dan struktur puisi (bait dan baris)
》Pemakaian Gaya bahasa (gunakan seperti majas:
perbandingan, personifikasi, atau majas metafora.)
》Pergunakan diksi yang menarik
》Pergunakan unsur bunyi (rima dan irama)
》Segera Menulis
》Membuat penutup puisi (yang dramatis dan „menusuk‟ pembacanya, memungkinkan puisi agar bisa dibaca lebih dari satu kali--- siapkan yang terbaik di bagian akhir)
CONTOH MAJAS
1. Majas Perumpamaan
Adalah majas yang membandingkan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, namun dianggap sama.
Contoh: sikapnya seperti air tenang menghanyutkan.
2. Majas Metafora
Adalah perbandingan yang implisit tanpa kata seperti, sebagai, atau laksana di antara dua hal yang berbeda.
Contoh: punggungnya landasan matahari.
3. Majas Personifikasi
Adalah majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak
Contoh: bumi mengasuh umat manusia.
4. Majas Oksimoron
Adalah majas yang menggunakan penggabungan kata yang sebenarnya acuan maknanya bertentangan.
Contoh: Pada salah satu puisi Sapardi Djoko Damono berikut.
Begini: kita mesti berpisah. Sebab Sudah terlampau lama bercinta
5. Majas Hiperbola
adalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan.
Contoh: badannya kurus kering tiada daya karena kekurangan pangan.
6. Majas Litotes
adalah majas yang dalam pengungkapannya menyatakan sesuatu yang positif dalam bentuk yang negatif.
Contoh: Shakespeare bukanlah dramawan picisan. hari.
7. Majas Pararelisme
adalah majas yang mengulang isi kalimat dengan kalimat lain yang sama.
Contoh: Segenap daratan telah kujalani, segenap lautan telah kuarungi.
8. Majas Enumerasi
adalah majas yang memberikan intensitas dengan memerinci masalah.
Contoh: Dalam suka, dalam duka bahkan aku kecewa padamu aku tetap setia.
9. Majas Anafora
adalah pengulangan kata atau frase pada awal dua larik puisi secara berurutan untuk penekanan atau keefektifan bahasa.
Misalnya, terdapat dalam salah satu puisi Sapardi Djoko Damono berikut:
Kita tinggalkan kota ini, ketika menyeberang sungai terasa waktu masih mengalir di luar diri kita. Awas, jangan menoleh, tak ada yang memerlukan kita lagi tak ada yang memanggil kembali.
10. Majas Metonimia
adalah pengungkapan dengan menggunakan suatu realitas tertentu, baik itu nama orang, benda, atau sesuatu yang lain untuk menampilkan makna-makna tertentu.
Contoh: "Hei! Jangan kaupatahkan kuntum bunga itu". >>Kuntum bunga di sini mewakili makna tentang remaja yang sedang tumbuh untuk mencapai cita-cita hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar