Notulensi Kuliah Whatsapp
Tema: "Perkembangan Motorik Anak"
Narasumber: Julia Sarah Rangkuti
Waktu: 13 Maret 2019
Pukul: 16.00 ~ 17.00 WIB
Lokasi: WAG Khusus
Moderator: Dewi Fitriana
Materi Kuliah Whatsapp
Perkembangan Motorik Anak Usia Dini
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua hal yang berbeda namun berkaitan erat. Pertumbuhan merupakan proses perubahan fisik atau tubuh manusia yang bersifat evolusi dan hanya pada bataswaktu tertentu, seperti perubahan tinggi dan berat badan. Untuk anak usia dini perlu secara rutin ditimbang berat badannya, tinggi badan, dan juga mengukur lingkar kepala dan juga lingkar lengan.
Perkembangan adalah tahapan perubahan yang mengacu baik fisik maupun psikis pada manusia menuju arah yang lebih maju dan sempurna. Perkembangan terjadi karena hasil dari proses pematangan fungsi psikis dan fisik dan dapat pula didukung oleh faktor lingkungan. Misal, karena proporsi organ tubuh bertumbuh, maka anak menjadi dapat tengkurap lalu merangkak. Aspek dasar perkembangan ini adalah perkembangan kognitif, emosi, sosial, motorik (kasar dan halus), dan juga perkembangan bahasa.
Perkembangan Motorik
Salah satu aspek perkembangan anak ialah perkembangan motorik. Dari segi jenis otot yang digunakan, keterampilan motorik dibagi menjadi dua, yaitu motorik kasar dan motorik halus.
Motorik kasar membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar (misalnya seluruh badan, otot lengan dan kaki). Aktivitas motorik yang mencakup keterampilan otot-otot besar ini misalnya: mengangkat leher, duduk, merangkak, tengkurap, berdiri, berjalan, berlari, bangun sendiri saat jatuh, mengambil dan meletakkan benda, melempar dan menangkap bola, melompat, menggowes sepeda, memanjat, naik tangga, berhenti berjalan dan berlari atau berpindah arah saat berjalan dan berlari, turun tangga dengan mengandalkan satu kaki, lompat dengan dua kaki maupun dengan satu kaki, menjaga keseimbangan (misalnya naik papan titian), meniru gerakan sederhana, misalnya saat berolahraga atau saat menonton gerakan di video (kemampuan ini juga berhubungan dengan kemampuan kognitif anak), dan sebagainya.
Motorik halus ialah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil (misalnya otot-otot ujung jari) serta koordinasi mata dan tangan _(hand-eye coordination)_. Aktivitas motorik yang melibatkan gerak otot-otot kecil ini misalnya menggambil benda menggunakan jari, menggambar, meronce, memegang alat tulis dan membuat coretan, merobek kertas, menempelkan benda, mengambil benda dengan ujung jari, membalik halaman buku, membangun menara dari balok- balok, memasukkan tali atau benang ke dalam lubang (misalnya meronce manik-manik), menggambar garis-garis silang dan lingkaran, memanipulasi objek tanah liat atau playdough dengan membuat bentuk-bentuk, mengambil dan menyusun potongan-potongan puzzle sederhana, menggunakan peralatan makan (sendok dan garpu), menggunakan gunting, menggunting dengan mengikuti garis tanpa terputus, menelusuri garis dengan alat tulis (tracing), meniru gambar bentuk dasar (misalnya kotak, segitiga, lingkaran), membuka dan menutup kotak, menuang, dan lain sebagainya.
Pada bayi yang baru lahir, gerak refleks merupakan gerak dominan yang ada pada bayi, namun gerak refleks akan tergantikan dengan gerak motorik kasar seiring berjalannya waktu. Gerak refleks juga berfungsi sebagai persiapan gerak yang disadarinya. Beberapa contoh gerak refleks pada bayi baru lahir antara lain: kedipan mata, _rooting_ (bayi akan mencari arah sumber stimulasi dengan mulut ketika pipinya disentuh), menghisap/ _sucking_, moro (gerakan refleks dengan melengkungkan tubuhnya, mengerakkan kaki dan tangannya ke arah depan, dan mendongakkan kepalanya ke belakang), menggenggam/ _palmar grasp_ (refleks menggenggam jari ketika jari telunjuk disodorkan padanya), refleks leher/ _tonic neck_ (peningkatan kekuatan otot pada lengan dan tungkai ketika bayi menoleh ke salah satu sisi).
Kemampuan Gerak Dasar
Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Locomotor
Yaitu kemampuan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas. Contoh gerakannya adalah melompat-lompat seperti kelinci atau meloncat ke depan dan belakang. Kemampuan gerak lainnya adalah berjalan, berlari, meluncur ke bawah (misalnya dari atas gundukan tanah), dan _galloping_ (berlari seperti kuda).
2. Non locomotor
Yaitu kemampuan untuk melakukan gerak yang dilakukan di tempat. Kemampuan non locomotor terdiri dari menekuk dan meregangkan tubuh (misalnya membungkuk menyentuh ujung kaki), mendorong dan menarik (misalnya membuka pintu/lemari), mengangkat dan menurunkan (misalnya membawa barang dan meletakkannya), melempar, dan lain-lain.
3. Kemampuan manipulatif
Dalam istilah perkembangan, kata “manipulatif” kira-kira berarti melakukan sesuatu terhadap benda, atau mengutak-atiknya. Dalam aspek motorik, kemampuan manipulatif banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan. Misalnya, memantul-mantulkan bola, membangun bentuk-bentuk dari mainan balok/lego, meronce, dan membentuk kertas sesuai keinginan. Kemampuan ini biasanya memerlukan koordinasi mata dan tangan/kaki.
Faktor Perkembangan Motorik
Kecepatan perkembangan motorik anak mungkin akan berbeda-beda. Ada anak yang lebih cepat menguasai keterampilan motorik halus, ada juga anak yang lebih unggul di motorik kasar. Ada pula anak yang butuh waktu lebih lama untuk menguasai keduanya. Seperti halnya aspek lain dalam perkembangan, hal ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: (1) faktor bawaan dan (2) pengasuhan.
Faktor bawaan menentukan kematangan anak, atau kesiapannya untuk mempelajari keterampilan baru. Misalnya, anak usia 2 tahun belum bisa naik sepeda roda dua walaupun diberi stimulasi yang sangat banyak, karena otot-ototnya belum cukup kuat dan keseimbangannya belum cukup. Di sisi lain, faktor pengasuhan _(nurture)_ juga mempengaruhi kecepatan dan keluwesan anak dalam melakukan gerak motorik kasar ataupun halus. Kedua faktor ini saling berhubungan dalam menunjang atau justru menghambat perkembangan anak.
Perkembangan Motorik Anak
Usia 0 ~ 1 Tahun
•menggenggam
•tengkurap
•meraih dan memegang benda
•merayap/merangkak
•berdiri
•mengambil benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk
•dll
Usia 1 ~ 2 Tahun
•jongkok
•berjalan
•berjinjit
•berlari
•menyentuh bagian tubuh yang dicontohkan
•memanjat benda dengan tinggi sekitar 30-50cm
•memasukkan benda ke dalam lubang
•merobek kertas/tisu
•melempar benda
•dll
Usia 2 ~ 3 Tahun
•melompati garis dengan dua kaki
•berdiri di atas satu kaki selama beberapa detik
•lompat ke atas dengan dua kaki
•berjalan jinjit
•menendang bola ke suatu arah tertentu
•melempar bola dengan kedua tangan di atas kepala
•naik turun tangga
•berhenti saat berjalan dan berlari tanpa terjatuh
•membangun menara dari 5-10 kubus
•membuat coretan asbtrak
•membalik halaman buku
•membuka dan menutup kotak
•meronce manik-manik besar
•menuang benda dari satu wadah ke wadah lain
•membuka dan menutup gunting
•menggulung, menekan, menguleni tanah liat/ playdough
•dll
Usia 3 ~ 4 Tahun
•naik turun tangga tanpa berpegangan
•berdiri dengan satu kaki selama 5-10 detik
•berlari dan berputar-putar dengan stabil
•melompat dengan satu kaki
•menendang bola ke depan dan belakang dengan mengayunkan kaki
•mengendarai sepeda roda tiga
•menangkap bola dengan kedua tangan
•mendorong dan menarik benda
•membuat coretan berupa lingkaran
•menggunting kertas
•menjiplak garis vertikal, horizontal, dan silang
•menyusun menara dari balok
•bermain puzzle sederhana
•Menjahit pola dengan tali sepatu
•dll
Usia 4 ~ 5 Tahun
•Melompat dengan satu kaki di tempat
•Berdiri di atas satu kaki selama 10 detik
•Berjalan mundur dengan berjinjit
•Melompat ke depan 10 kali
•Berguling ke depan
•Menggambar
•Menulis beberapa huruf
•Mewarnai gambar
•Menganyam
•dll
Bagaimana meningkatkan keterampilan motorik anak?
☆ Beri kesempatan kepada anak untuk bermain yang dapat melatih penguasaan keterampilan motorik kasar dan motorik halusnya. Suasana ‘berlatih’ harus menyenangkan. Usahakan agar pengalaman bergerak ini juga memasukkan unsur eksplorasi dan aktivitas pemecahan masalah sehingga anak termotivasi untuk kreatif.
☆ Sediakan peralatan dan lingkungan yang memungkinkan anak melatih keterampilan motoriknya.
☆ Perkenalkan dan latihlah anak dengan sebanyak mungkin jenis keterampilan motorik. Semakin banyak jenis ketrampilan yang diberikan akan semakin baik bagi perkembangan motoriknya.
☆ Jangan menekankan pada kekuatan dan kecepatan, tetapi perhatikan gerakan dan postur tubuh yang benar dalam melakukan aktivitas motorik tersebut.
☆ Bersabar, karena berkembangnya suatu keterampilan motorik juga tergantung waktu dan keinginan anak untuk menguasai.
☆ Hindari membandingkan kemampuan motorik anak dengan anak lain yang seusia dengannya. Setiap anak adalah unik dan istimewa.
Milestone Perkembangan Anak Permendikbud (free download .pdf)
Tanya Jawab Materi
Daftar Pertanyaan Kulwap Perkembangan Motorik Anak bersama Julia Sarah Rangkuti, Rabu 13 Maret 2019 :
1. Herma, Tangerang
❓Pertanyaan :
Mb julia, saya boleh dikasih penjelasan atau gambar utk gerakan dan postur tubuh yang benar dalam anak - anak melakukan aktivitas motorik itu?? Mungkin salah satu saja, melompat atau guling ke depan?
Jawaban:
✍ Dears, Mba Herma.
Untuk gerakan melompat ini banyak ragamnya dan terus berkembang seiring usia anak. Misal, melompat ke atas dengan dua kaki bersamaan, melompat ke depan dengan dua kaki bersamaan, melompat dengan satu kaki, dll.
Untuk gambar detail mohon maaf saya tidak ada. Semoga bisa dibayangkan. Namun, fokusnya adalah bukan 'bagaimana gerakan yg benar' sebab satu anak dengan anak lainnya bisa saja berbeda-beda gayanya. Fokusnya adalah bahwasanya anak kita mampu 'memindahkan tubuhnya ke atas/ke depan' saat melompat.
2. Amelia, Bekasi
❓Pertanyaan :
Saya amelia izin bertanya
1) beberapa hari yang lalu saya melihat sebuah gambar dari sosial media terkait gay2 merangkak. bagaimana posisi merangkak yang tepat dan benar?
2) bagaimana cara mengukur pencapaian motorik anak sesuai usianya?
Jawaban:
✍
1. Untuk "merangkak" di sini sebenarnya ada berbagai macam gaya. Ada yg berpendapat bahwa, asalkan bayi mampu berpindah tempat, baik dengan cara merangkak konvensional, merayap, berguling, bahkan ngesot, its okey..
Proses belajar merangkak pada bayi sebenarnya sangat kompleks. Bayi butuh ketrampilan mengkoordinasikan gerakan tangan dan kaki, juga kemampuan otot tangan, bahu dan kaki untuk menyangga beban berat tubuhnya.
Proses bayi belajar merangkak berbeda-beda. Ada beberapa macam rangkaian gerakan yang para ahli sebut sebagai “merangkak”. Gerakan tersebut antara lain:
☆ Merangkak Klasik: bayi menggunakan tangan dan kaki sisi yang berlawanan secara bergantian untuk bergerak berpindah tempat. Merangkak klasik “cross-crawling” ini adalah gerakan merangkak yang paling efisien bagi bayi
☆ Merangkak “Beruang”: bayi bergerak seperti merangkak klasik namun siku dan lutut lurus tidak tertekuk.
☆ Merangkak “Kepiting”: bayi bergerak dengan merentangkan satu lutut dan meluruskan lutut lainnya.
☆ Merangkak “Komando”: bayi bergerak dengan merayap pada perutnya seperti prajurit yang merayap di medan laga.
☆ Merangkak “Berguling”: bayi bergerak dengan berguling-guling untuk berpindah tempat.
☆ Merangkak “Bokong”: bayi bergerak pada pantatnya dan berpindah menggunakan tangannya, seperti “ngesot”.
☆ Si bayi “take it in stride”: bayi langsung berjalan.
Sumber: Anne H. Zachry, PhD di Retro Baby (Copyright © 2013 American Academy of Pediatrics).
Tidak ada “benar” atau “salah” untuk tipe bayi merangkak. Hal yang terpenting adalah bayi menunjukkan perkembangan yang baik pada kemampuan tubuhnya untuk bergerak mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Para dsa banyak yg tidak mengkhawatirkan jika bayi tidak merangkak dengan gaya konvensional, yg penting bayi bisa berpindah tempat.
Meskipun demikian, merangkak dengan gaya konvensional memiliki banyak keunggulan. Di antaranya:
-Merangkak membantu memperkuat tangan, pergelangan tangan, siku, dan bahu karena bayi harus terus-menerus mengaktifkan organ tersebut untuk menyokong berat badan mereka.
-Merangkak memberikan pengalaman unik bagi bayi untuk melatih dan mengembangkan kemampuan koordinasi gerakan tubuh serta kedua sisi tubuh.
-Merangkak akan memberikan kesempatan pada tangan bayi untuk bergerak, menahan beban dan mengeksplorasi secara seimbang.
-Menjelajah di permukaan tanah juga membantu keterampilan visual-spasial dan kedalaman persepsi untuk berkembang lebih cepat.
Merangkak dipercaya memberikan manfaat bagi kemampuan anak untuk melakukan kegiatan olahraga, aktivitas fisik, memakai baju, makan, hingga menulis.
Intinya, jika bayi Bunda ga merangkak dengan gaya konvensional, asalkan bisa berpindah tempat, nothing worried..
Namun, ada baiknya jika tetap diajak main dengan gaya merangkak konvensional ini sebab banyak kelebihannya π
2. Pencapaian motorik anak sesuai usianya bisa dilihat di milestone perkembangan anak, ada di Permendikbud no 137 ya Mba, di buku Rumah Main Anak yg saya tulis juga ada.
π Permendikbud bisa diunduh secara free kok (link ada pada materi) ππΌ
3. Ikoh, Serang- Banten
Pertanyaan :
✍ Pada usia berapa normal nya anak mulai bisa bicara ya bun? Termasuk perkembangan apa ya keterampilan bicara? Bagaimana cara menstimulus anak utk bisa bicara? Anak sya 14 bulan blm bisa mengucapkn kata, msh ngoceh2 aja, kurang faham khawatir ada keterlambatan. Terima kasih atas kesempatannya.
Bicara pada anak masuknya ke perkembangan bahasa. Namun, tentu saja perkembangan anak saling berkaitan satu sama lainnya π
Untuk berbicara, biasanya anak mengalami 'ledakan bahasa' di usia 2y.
Cara stimulasinya banyak Mba. Semoga bisa dibahas di lain materi ya. Hari ini kita fokus ke materi motorik dulu
4. Ummu Arbi, Bengkulu
❓Pertanyaan :
Boleh bertanya mba..
^ apa yg dimaksud anak sudah "Tuntas Motorik"
^ parameter apa saja yg menjadi anak tuntas motorik
^ usia brp seharusnya anak sudah tuntas motorik
^ apa efeknya bila anak belum tuntas motorik
Jawaban:
✍ Tuntas motorik setahu saya judul sebuah buku.
Kalau yg dimaksud dalam buku tsb saya kurang tahu.
Namun, secara umum pengertian *tuntas* adalah saat kita selesai menjalani sesuatu. Jadi, tuntas motorik bisa dikatakan saat seseorang 'selesai' perkembangan motoriknya dari satu waktu ke waktu lain sesuai usianya.
Parameternya salah satunya bisa dilihat di Permendikbud no 137 ya, Mba.
Setiap usia anak (0-6y) ada 'perkembangan motorik' tertentu yang harus dipenuhi, Mba.
Efeknya ialah perkembangan lainnya menjadi berpengaruh dan kurang berkembang. Misal, anak-anak yang kurang terstimulasi motoriknya bisa jadi kurang fokus, tulisannya tidak terbaca/ longkap-longkap hurufnya saat menulis, sering kehilangan barang, emosi labil, bahkan ada juga yg speech delay.
5. Indah Safikha, Tangerang
Pertanyaan :
✍ Seberapa banyak perbandingan pemberian stimulasi motorik kasar dan halus pada anak? Dan bagaimana memberikannya? 1 hari fokus 1 kegiatan srimulasi atau selang seling dalam sehari beberapa kegiatan (stimulasih motorik halus/kasar)?
Jika pemberian stimulasi tersebut didasarkan pada masing2 anak bagaimana menyeimbangkannya? Misal anak cenderung lebih ke motorik kasar maka orang tua mengimbangi stimulasi motorik kasarnya juga atau berfokus pada perkembangan kemampuan menonjol anak?
Jawaban:
✍ Hai Mba Indah. Terkait teknis pemberian stimulasi itu tidak ada aturan baku harus bagaimana perbandingannya. Silakan disesuaikan dengan menu kegiatan belajar harian anak di rumah setiap harinya. Namun, usahakan tetap terstimulasi segala aspek perkembangannya sesuai usia anak.
Jika kita lihat motorik anak sudah 'tuntas' sesuai milestone sedangkan motorik halusnya belum, maka stimulasi motorik halus bisa ditambah masa stimulasinya. Begitupun sebaliknya..
Karena ini perkembangan yang perlu tuntas semua, maka semuanya pun harus 'menonjol'.
Tetap semangat.
6. Windi wulandari, Boyolali
Pertanyaan :
Assalamu'alaikum.
Saya mau tanya, cara untuk mengenalkan warna pada anak usia memasuki 2 th yg tepat seperti apa ya?
Jawaban:
✍ Dears Mba Windi
Sebenarnya pertanyaannya tidak berkaitan dengan materi hari ini sih, Mba
Untuk hal pengenalan warna lebih penting materi perkembangan kognitif anak
Semoga bisa dibahas di lain materi ya.
7. Rini Sugiarti, Tangerang*
❓Pertanyaan :
Anak saya skarang berumur 1,5 tahun, aktifitas yang sedang ia gemari belakangan ini adalah menari dengan menjinjitkan kakinya seperti menari balet...
apakah perkembangannya sudah sesuai dengan perkembangan anak seusianyaπ¬π¬?karena dia aktif sekali..bahkan melompat dari atas kasur sudah bisa..
Jawaban:
✍ Halo, Mba Rini
Berjalan sambil berjinjit kalau dilihat dimilestone itu saat usia 2~3y. Namun, bisa jadi ada anak yang lebih cepat maupun lebih lambat perkembangannya.
Untuk mengetahui perkembangan anak sudah sesuai dengan milestone usianya atau belum maka bisa cek di milestone perkembangan anak, salah satunya ada di Permendikbud no 137 ya, Mba. Bisa didapatkan secara bebas di internet.
8. Anna, Klaten*
❓Pertanyaan :
Anak saya aktif dan enerjik. Motorik kasar berkembang dengan pesat. 6 bulan sudah bisa berdiri berpegangan, namun meskipun begitu tidak ada tugas perkembangan yang dilompati.
Sekarang usianya jelang 4 tahun. Energinya meningkat, dan sebagai orang tua kadang lelah hayati.. Juga dengan gerakan2nya yng semakin ekstrim yang menurut kita berbahaya.
Pertanyaannya adalah bgaimana memberitahu anak anak agar berhati2 tetapi tetap tidak menyurutkan keinginannya untuk tetap bergerak mengeksplorasi kemampuan tubuhnya?
Dan apakah di usianya yang jelang 4 tahun ini sudah perlu di privatkan atau dilatih ke olahraga semacam beladiri begitu? Menimbang bahwa energinya yang super, perlu disalurkan. Sebagai informasi tambahan, dia juga jarang tidur siang.
Jawaban:
✍ Hai Mba Anna..
MasyaAllah. Barakallah untuk perkembangan anaknya.
Selama tidak ada perkembangan yang terlewati alias semua perkembangan usianya tuntas, maka nothing worried insyaAllah.
Agar anak berhati-hati maka kita bisa sampaikan hal-hal apa yang sekiranya terjadi. Misal, "Bang hati-hati ya manjat gentengnya karena kalau tidak berhati-hati bisa jatuh. Atau Kak hati-hati ya pilih sandarannya, jangan bersandar pada kayu yang rapuh karena kalau rapuh bisa patah sandarannya, dll."
Anak-anak perlu kita beri tahu hal tersebut karena biasanya mereka memang belum paham bahaya. Namun, *orangtua tetap perlu memberikan ruang besar untuk tetap percaya pada anak*.
Untuk bela diri, saya tidak bisa beri saran sebab ini masuk ranah pribadi kurikulum belajar anak, menurut saya. Yang bisa jadi, visi-misi pendidikan anak satu dengan lainnya berbeda-beda di tiap keluarga. Jadi, bergantung visi-misi pendidikan anak keluarga Bunda juga ya.
Kalau keluarga kami belum memasukkan bela diri di kurikulum belajar usia dini. Kami lebih prefer usia dini untuk belajar berenang dahulu. InsyaAllah berenang juga banyaaak sekali manfaatnya, Bun. Bisa membuat 'tenang' juga, (apalagi kalau kecapean, hehe). Kami baru memasukkan anak ke klub bela diri nanti setelah iman-adab-dan akhlak anak telah tumbuh dan berkembang dengan baik agar tidak disalahgunakan juga oleh anak.
π Notes: disalahgunakan itu misalnya: anak bisa bela diri tapi dipakai untuk mukul dan menyerang teman
Sebab dari aspek kognitif juga dilihat dr panduan pendidikan anak dalam Islam usia 4y itu belum mumayyiz (belum bisa membedakan mana baik-buruk).
9. Aprilia (working mom), Bekasi
❓Pertanyaan :
Assalamualaikum wr wb..
Sy mau tanya anak sy laki2 usianya tahun ini 4 tahun.
1. Apakah perkembangan motorik yg diinfokan diatasi harus semuanya bisa dilakukan oleh anak khususnya u/yg anak4 thn? Hasil diatas itu berdasarkan apa ya mba? apakah ada penelitian nya?
2. Anak sy jarang sekali keluar rumah. Terkadang weekend pun saat libur keseringan menghabiskan waktu drumah, dan dia sering bgt ngajakin main ga mau diajak belajar sambil main (menulis, mewarnai, menebalkan, dll) pdhal thn ini rencananya mau sy masukin sekolah TK kecil. Sebaiknya apa yg harus sy lakukan ya mba?
3. Anak sy sering kali saat lari2 / loncat2 lgsg kecapean bahkan terkadang sampe muntah, kadang jg saat dia lari dia tllu fokus liat ke depan sehingga tdk melihat kanan kiri yg akibatnya suka nabrak barang2 drumah. Apakah itu normal ya mba?
Jawaban:
✍ Wa'alaikumsalam warohmahmatullohi wabarokatuh.
1. Perkembangan motorik yang saya tulis di materi berdasarkan milestone perkembangan anak, Mba. Bisa cek salah satunya di Permendikbud no 137 ya, Mba. Milestone itu dibuat berdasarkan perkembangan anak pada umumnya. Jadi, bisa jadi tidak sama pencapaiannya di setiap anak, ada yg lebih cepat ada juga yg lebih lambat.
2. Untuk memasukkan anak ke sekolah, ada persiapan-persiapan maupun kesiapan-kesiapan yang harus dilakukan, Mba. Persiapan itu tentunya usaha yang dilakukan lingkungan, (dalam hal ini orangtua/keluarga) pada anak. Kesiapan ialah faktor internal dari diri anak itu sendiri. Saran saya, sebelum anak sekolah lebih baik diperhatikan dahulu *kesiapannya* selain kita memberikan mereka persiapan π
Salah satu sumber dari internet terkait kesiapan anak untuk sekolah bisa cek di sini:
www.schoolsparks.com/kindergarten-readiness-test
3. Terkait muntah, sebenarnya agak sulit men-judge-nya karena apa ya, tapi coba usahakan jangan melakukan aktivitas motorik kasar setelah makan. Mungkin ada faktor-faktor lain, namun karena info yang diberikan terlalu sedikit maka saya tidak bisa memastikan karena apa ππ»
Indra manusia salah satunya adalah Indra vestibular. Indra vestibular memberi kita informasi tentang posisi tubuh dalam ruang, terkait gerakan dan keseimbangan. Misalnya, saat berada di ruang gelap, kita dapat berjalan tanpa menabrak-nabrak. Kalau anak masih suka nabrak-nabrak bisa jadi perlu stimulasi lagi terkait Indra vestibularnya. Stimulasi yang bisa diberikan misalnya gerakan melompat di atas trampolin, berjalan pada titian, dll.
Kata Penutup
Alhamdulillah..sama2 terima kasih banyak Buibu semua. Saya izin pamit yaaa..
Menjadi orangtua ialah tugas mulia bagi kita semua. Masa kanak-kanak merupakan masa emas yg tak bisa terulang kembali. Orangtualah aktor terpenting yg melukiskan karakter, sikap, pemahaman dasar pd saat mereka balita. Isilah dunia balita kita melalui ragam kegiatan yg sesuai dengan fitrah mereka. Kokohkan iman mereka di 5 tahun pertamanya dengan sangat kuat. Perbanyak aktivitas motorik kasar sebab jika kita lihat siroh perjalanan Rasulullah shalallahu alaihi wa salam, usia dini Beliau pun dihabiskan di pedesaan Bani Sa'ad, sering di luar 'rumah' sehingga motorik Beliau terstimulasi dengan baik. π
Jadilah orangtua yg *sadar*, bukan orangtua yg pingsan atau pura2 pingsan. Sehingga, dengan kesadaran tsb kita bisa benar2 tahu mana yg baik dan mana yg buruk utk anak.
So, mari kita bersama2 berusaha menjadi orangtua yang bersungguh-sungguh memperhatikan tumbuh kembang anak-anak kita. Agar, tak ada generasi lemah yg kita tinggalkan. Agar, saat kita meninggal nanti, ada anak soleh yg mendo'akan. Terus bertumbuh dan belajar bersama. Semangat π
Wallahu'alam
Semoga tahun ini kita jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya ya, Buibu. Aaamiin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar