*NOTULENSI KULIAH WHATSAPP LEARNING MAMA*
πTema : *Homeschooling101*
π¨π½π«Narasumber : *Britania Sari* π
_Praktisi Unschooling dan Aktifis Komunitas Homeschooling_
πWaktu : *Selasa, 23 oktober 2018*
⏰ Pukul : *19.00 - 20.30 WIB*
π Moderator : *Dania Makjorai*
π Notulen :
π© *Sri Wahyuni*
π© *Ammelia Farmita Sari*
*CURRICULUM VITAE NARASUMBER KULIAH WHATSAPP LEARNING MAMA*
✨ Nama lengkap :
*Britania Sari*π
✨ Status keluarga :
π *Menikah*
π§ *Memiliki 1 orang anak, Usia 8 thn*
✨ Domisili :
*Pamulang,* _*Tanggerang Selatan*_
✨ FB / IG / WEBSITE:
*FB : Britania Sari*
✨ Riwayat pendidikan/pengalaman:
*S1 Pendidikan bahasa Prancis UNJ*
*S2 Pendidikan Anak Usia Dini UNJ* (tidak tamat)
✨ Aktivitas saat ini: *_Guru Bahasa Prancis Owner Toko Buku Online_*
✨ Preferensi Bidang Bahasan Kulwap yang disampaikan:
◽Kehamilan
◽ ASI
◽ MPASI
✅Parenting
◽Psikologi Anak
✅ Pendidikan
◽Kesehatan keluarga
◽Keuangan keluarga
◽ Harmonisasi Pasutri
◽Home & Kitchen
πΆ *SELAYANG PANDANG*πΆ
*Awal mula memutuskan Homeschooling.*
Sejak putri kami lahir, saya & suami memutuskan untuk memilih jalur informal karena kami melihat terlalu beratnya beban akademik, sekolah yg tdk bisa mengakomodir gaya belajar tiap anak, kurangnya pengembangan minat bakat anak & biaya sekolah yang tinggi tapi kadang tdk berbanding lurus dengan kualitas pendidikan.
Tapi pengetahuan kami tentang HS masih terbatas, lalu kami ikut *Webinar Homeschooling Rumah Inspirasi.* Alhamdulillah tercerahkan dan semakin mantap memilih jalur ini.
Di webinar, narsum *Pak Aar Sumardiono* membahas tentang kegiatan homeschooling anak usia dini.
Salah satu materi yang saya ingat adalah *Ada 6 hal yg harus dikembangkan orangtua dalam mendidik anak usia dini :*
*1. Membangun pola hidup sehat,* seperti: tidak begadang, banyak makan sayur dan buah, kurangi makan yang manis, sarapan tepat waktu, berolahraga minimal 3 kali seminggu, salat tepat waktu, dll.
*2. Membangun kenangan bahagia.*
Penting sekali untuk menghadirkan kenangan-kenangan bahagia bersama anak-anaknya. Kebahagian itu tak diukur dari materi semata. Hal-hal sederhana juga bisa membuat bahagia. Misalnya _jalan-jalan bersama ke taman, bermain bersama, makan bersama di taman alias piknik, berenang bersama dan sebagainya._
*3. Membangun kebiasaan baik.*
Dimulai dengan hal yang sederhana, seperti _mengucapkan salam saat hendak masuk rumah, menyalami orang yang lebih tua setiap awal bertemu, membudayakan antri, membuang sampah pada tempatnya, bangun pagi, dan sebagainya._
*4. Membangun kemandirian.*
Inti dari kemandirian pada anak usia dini adalah, saat anak bisa melakukan sendiri apa yang dibutuhkan.
*5. Membangun keterampilan sosial.*
Salah satu bentuk keterampilan sosial pada anak adalah saat anak mampu membangun komunikasi dengan orang-orang di sekelilingnya.
*6. Membangun keingintahuan dan pengetahuan.*
Membaca, berhitung dan berkomunikasi merupakan hal-hal penting yang perlu dikembangkan pada anak. Bidiklah target jangka panjang. Misalnya mengajari anak agar cinta buku dan cinta baca serta memupuk keingintahuan anak terhadap pengetahuan termasuk membangun logika anak.
Jadi kegiatan untuk *anak usia dini (AUD)* disesuaikan dgn *karakteristik AUD, bersifat insidental*. Kami bermain, membangun kedekatan dengan anak, mengobrol, membaca buku setiap malam & stimulasi sesuai kebutuhan usia anak.
Lalu di *usia 0-7 tahun*, orangtua bisa memperkenalkan berbagai kegiatan minat bakat untuk pengembangan potensi yang dimiliki anak. _Kegiatannya bisa mengacu kepada ragam kecerdasan majemuk anak. Anak bisa diajak bernyanyi, menari, menggambar, berkebun, berolahraga, dsb._
*Proses menemani tumbuh kembang anak adalah momen istimewa buat orangtua. Kita dapat semakin mengenali anak dan membuat kita belajar akan hal baru termasuk menemukan minat bakat yg dulu kurang dieksplor.*
π *TANYA JAWAB* π
π *Pertanyaan 1*
π€ *Oky dari Semarang*
☘ Bagaimana membuat kurikulum bermain & belajar anak dengan kondisi anak umur 22bulan dan belum bisa berkomunikasi lancar (belum bisa bicara) baru 1-2 kata saja.?
Apa yg perlu diperhatikan saat membuat kurikulum buat anak?
*Jawaban*
π Halo, mba Oky.
Saya tidak pakai kurikulum untuk anak usia dini.
Saya mengacu kepada karakteristik anak usia dini, melihat indikator pencapaian perkembangan anak usia dini dan menyiapkan stimulus yang sesuai dengan usianya.
Misal, untuk anak usia 1-2 tahun, indikator pencapaian anak adalah :
1. Anak mampu menyebut nama diri dan orangtua
2. Anak mampu bertanya tentang benda di sekitar dengan kalimat sederhana (ini apa? Itu apa?)
Dari indikator inilah saya merancang kegiatan untuk bahan stimulus anak. Salah satunya dengan banyak mengobrol, bercerita apa saja, membaca buku & kegiatan lainnya yg dapat menstimulus kemampuan berbicara anak.
*Penting sekali mengajak anak berbicara dan mengobrol walaupun anak blm mampu menjawab, tadi ketika itulah ia mendapatkan masukan kata, kalimat, intonasi, dsb yang membuat ia mampu untuk berbicara.*
Apa yang harus diperhatikan dalam membuat rancangan kegiatan? Lihat apa yg menjadi kebutuhan anak.
Kl saya bukan membuat kurikulum, tp merancang kegiatan. Saya lihat indikator pencapaian anak, saya rancang kegiatannya & saya siapkan bahan-bahan pendukungnya.
Ketika waktunya cocok, ibu dan anak moodnya bagus, bahan tersedia maka kita bisa melaksanakan kegiatan tersebut.
Kegiatan bermain dengan anak, saya dapat *"contekan"* dari website luar, misal _quirkymomma, redtedart, happy hooligans, dll._
π *Pertanyaan 2*
ππ½♀ *Anggi*
1a. Kurikulum HS apakah ada standarnya atau mengacu ke mana? Dan mungkinkah HS dilakukan beriringan dengan sekolah formal?
1b. Sampai usia berapa HS idealnya diterapkan?
1c. Jika ingin membuka peluang anak kita nanti bisa kuliah formal di universitas umum seperti UI, UNJ, IPB, dll bagaimana memenuhi persyaratan administrasi, dll dari universitas tsb sementara anak mengikuti HS? Bagaimana strateginya?
*Jawaban*
π Halo, mba Anggi.
1a. Untuk kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan anak. Ada yg mengacu ke kurikulum nasional, cambridge, dsb.
Salah satu pengertian dari homeschooling adalah keluarga memilih bertanggung jawab penuh atas proses pendidikan anaknya dan mendidik anaknya dengan berbasis rumah. Jadi jika dilakukan beriringan dengan sekolah formal, menurut saya bukan homeschooling, mungkin home education lbh cocok.
1b. Sampai usia berapa HS diterapkan? Ketika anak beranjak dewasa (SD kelas 5 atau 6), anak HS bisa diajak berdiskusi tentang rencana ke depan, apakah mau tetap HS atau sekolah formal. Jd homeschooling adalah hasil rembukan bersama antara orangtua dan anak, melihat kekuatan & kelemahannya dan bukan paksaan dr orangtua. Karena homeschooling ataupun sekolah formal sama-sama pilihan yang baik.
1c. Untuk anak HS, mereka akan tetap memiliki raport dan ijazah dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Ijazah paket A, B & C ini diakui dan untuk ijazah paket C diakui untuk persyaratan masuk PTN. Sudah ada anak HS yang masuk ke UI, ITB, UNS, dll.
☘ *Tanggapan*
1c. Jika ada raport dan ijazah, apakah berarti dalam melakukan HS ini orang tua bekerja sama atau menyampaikannya ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat terkait kurikulum dan pencapaian nilai untuk rapor & ijazah?
Artinya jika anak akan HS apakah juga harus terdaftar pada "lembaga berwenang" bahwa anak tsb adalah "siswa HS"?
*Jawaban*
Betul, mba Anggi.
Pemerintah saat ini ingin mendata anak-anak yang ada di jenjang non formal. Untuk anak HS bisa mendaftarkan diri ke PKBM, nantinya anak akan mendapatkan Nomer Induk Siswa Nasional. Di sebagian daerah, anak HS punya kartu pelajar dan dapat dana pembelajaran juga dr pemerintah.
Dengan terdaftarnya anak HS di PKBM maka anak HS tidak lagi tercatat sebagai anak putus sekolah krn sdh terdata pemerintah.
π *Pertanyaan 3*
π *Nurul*
Malam mbak, saya mau nanya. Untuk memulai homeschooling apa yang pertama sekali harus kita siapkan? Kenapa pas mau memulai HS itu yang kebayang itu anak mw belajar apa, kegiatan apa, targetan apa, kayak mau nyusun RPP, apakah seperti itu kah? π
*Jawaban*
π Halo, mba Nurul.
Yang harus dipersiapkan adalah ilmu terkait homeschooling dan juga mental, karena ini jalur anti mainstream. π
Yang harus dipahami adalah *homeschooling bukan memindahkan kegiatan di sekolah ke rumah, karena bagaimanapun itu sulit terjadi, bisa karena keterbatasan ilmu pedagogi (keguruan), keterbatasan ilmu dari mata pelajaran yg ada, dsb.*
Sebelumnya saya menginfokan ke mba Dania π bahwa yg akan saya bahas adalah kegiatan homeschooling anak usia dini karena saya sdh melewati tahapan tersebut tapi sepertinya bahasan melebar sampai ke jenjang SMA dan masuk kuliah.
Jd saya jawab semampu saya ya.
Untuk jenjang SD, mata pelajaran yang diajarkan kepada anak hanya 5 mapel yg diujikan ketika UN. Orangtua bisa memilih mengajarkan sendiri, memanggil guru privat, ikut bimbel atau ikut bimbingan di PKBM.
Nah, jadi kalau ditanya mau belajar apa, balik lagi ke pertanyaan awal, apa kurikulum yg dipakai? Dari kurikulum itulah kita bisa tahu anak belajar materi apa, targetannya apa.
π *Pertanyaan 4*
✋ *Arini/Makassar*
☘ Apakah ada buku panduan khusus menemani orang tua dalam praktek homeschooling pada anak?
*Jawaban*
Halo, mba Arini.
Kalau untuk anak usia dini, bisa mengacu ke buku perkembangan anak usia dini, mba. Disitu ada indikator pencapaian anak dr aspek motorik halus, motorik kasar, bahasa, sosial, agama, dsb.
π *Tanggapan*
Referensi Buku Perkembangan Anak Usia Dini nya bisa didapat di mana dan judulnya apa mbak @britaniasari ?
*Jawaban*
Referensi saya buku waktu kuliah, sayangnya tdk lagi dijual umum.
Untuk anak usia dini, teman-teman bisa mencari referensi di internet dengan kata kunci Indikator perkembangan anak usia dini.
Membaca artikel di *Rumahinspirasi.com*
Membaca buku tentang Homeschooling, saya merekomendasikan buku *55 Prinsip & Gagasan Homeschooling-, penulis Pak Aar Sumardiono*. _(Bisa pesan di saya, iklan. ππ€)_
Ikut webinar homeschooling anak usia dini & usia sekolah dari Rumah Inspirasi.
π *Pertanyaan 5*
ππ» *Juwitanoni*
π£ *a)* Bagaimana sistim pembelajaran homeschooling, apakah seperti belajar dengan mendatangkan guru privat ke rumah? Berapa jam durasi waktu belajarnya apakah teratur terjadwal seperti di skolah formal?
*b)* Apakah ada istilah "tidak lulus" atau "tinggal kelas" pada homeschooling? Si anak terikat dg periode waktu tingkat kelasnya (dlm 1thn harus bisa naik kelas) atau bisa flexible sesuai kemampuan anak?
*c)* Misal jika sudah menerapkan homeschooling hingga tingkat SD kelas 3, lalu ketika kenaikan kelas ingin pindah masuk skolah formal SD kelas 4 apakah bisa diterima selayaknya "anak skolah pindahan" gt?
*Jawaban*
Halo, mba Juwita. π
1. Untuk pertanyaan no 1 hampir sama dgn jawaban mba Nurul. Memasuki jenjang SD, anak mulai disiapkan untuk kegiatan yang teratur. Belajar teratur tp tdk selama di sekolah krn jumlah mata pelajarannya lbh sedikit.
b. Saya belum mendapatkan info ada anak HS tidak lulus atau tinggal kelas. Tahun akademik di PKBM sama seperti di sekolah, jadi periode belajar anak HS sama, yang berbeda adalah beban belajarnya.
c. Dr HS pindah ke sekolah formal bisa. Sdh ada peraturan dan legalitas yang mengatur itu, Hasil pendidikan formal & informal diakui sama. Ketika akan pindah jalur, nanti anak bisa ikut ujian masuk SD ke kelas 4.
π *Pertanyaan (6).*
ππ»♀ *Irma - Cikarang*
Mau nanya mba, saya kan baru pindahan dikontrakan baru dimana para penghuni nya msh pada single dan jarang bertegur sapa.
Jadi anak saya yg umur 28 bulan cuma main sama saya aja terus, entah itu main dgn mainan dia atau hanya sekedar bercerita / mewarnai / ber eksperimen dgn beberapa percobaan permainan sederhana yg dilihat dr youtube.
Tapi anak saya skrg jadi ga bisa main sama teman sebaya nya. Klo ketemu anak sebaya nya dia malah jutek, galak, kadang sampe ngedorong kasar sampe jatoh si teman nya gt mba.
ππΌ Gimana ya mba trik nya supaya dia tetap bisa HS dirumah dan tetap baik jika ketemu teman2 sebaya nya? Makasih ππ»
*Jawaban*
Halo, mba Irma.
Semenjak main di rumah saja, menyebabkan ada perubahan perilaku? Sebelumnya tdk seperti itu?
Anak usia dini perlu contoh, mba. Bisa mba Irma contohkan ketika bertemu tetangga mengucapkan salam, permisi, bertegur sapa, dsb.
Bisa jadi anak kita perlu dicontohkan juga cara berteman yang baik, mba Irma bisa contohkan dengan menyapa teman anak, ketika anak berbuat sesuatu yang tidak baik, beri jarak antara ia dan temannya dan bisa jelaskan ttg sebab akibat, 'Kalau kakak memukul, teman sakit dan menangis. Lihat sekarang teman kakak menangis. Jangan dipukul ya." Jadi percakapan tersebut bisa menanamkan empati juga ke anak.
π *Tanggapan*
Iya betul mba, sblm nya saya tinggal bersama ortu dan ada, beberapa tetangga yg punya anak sebaya, dia suka main gt sama mereka. Dan kalo ada sodara yg sebaya juga dia msh suka main.
Tapi sejak pindah ke kontrakan sini, karna blm ada teman main mungkin ya jadi dia main sama saya terus dan sejak itu dia jadi kayak susah bersosialisasi. Padahal biasanya dia ga gitu
Sip mba saya coba dr awal lagi brarti ya utk membiasakan tetap baik sama teman sebaya nya
*Jawaban*
Pindah rumah adalah suatu hal yang membuat tdk nyaman, mba. Baik untuk org dewasa ataupun anak.
Perubahan perilaku bisa juga karena adanya perubahan situasi dan kondisi.
Anak usia dini masih memiliki keterbatasan kosakata dan ketidakmampuan dalam mengungkapkan perasaannya.
Bisa jadi ia merasa asing, tidak aman, tidak nyaman dan bahkan stres.
Berbeda dgn orang dewasa yg lebih fokus dengan proses pindah rumah, anak-anak justru fokus akan hal-hal yang HILANG ketika perpindahan.
Coba diajak berkeliling sekitar rumah, temukan sesuatu hal yang menarik, ajak berkunjung ke rumah teman baru dengan durasi yang bertahap dr sebentar sekali hingga akhirnya anak merasa nyaman.
π *Pertanyaan 7*
✋ *Siti/Bandung*
Ketika kita HS sedangkan anak2 kita berbeda usia apakah dlm belajar kita menggunakan tempat/ruang yg sama(barengan), atau di pisah?
Kalo seandainya bersama bagaimana metodenya agar pelajaran yang kita sampaikan bisa sesuai?
terima kasih sebelumnya.π
*Jawaban*
Halo, mba Siti.
Orangtua homeschooling adalah fasilitator bukan seorang guru. Fasilitator adalah pendamping bagi pembelajar mandiri.
Jadi jangan dibayangkan kita mengajar di depan ruangan dan anak-anak duduk menghadap depan.
Untuk anak yang usianya tdk sama, bisa saja ada di dalam 1 ruangan dalam waktu yg sama. Mereka menekuni kegiatannya masing-masing dan orangtua sbg pendamping.
π *Pertanyaan tambahan:*
1. Jadi utk HS anak dibawah 7thn itu, hanya menemani bermain saja y? Dan membiasakan kebiasan baik?
2. Dalam berhomeschooling atau unschooling ada prosedur yg hrs diikuti kah? Atau ada kurikulum tertentu?
3. Saat anak mendekati usia sekolah, bagaimanakah caranya memutuskan bahwa anak kita ini cocoknya homeschoolung atau cocoknya sekolah formal?
*Jawaban*
1. Meningkatkan bonding anak & orangtua, mengenalkan beragam kegiatan minat dan bakat, membiasakan kebiasaan baik, bermain, stimulasi berdasarkan usia anak.
2. Tidak ada. Jawabannya berbeda-beda tiap keluarga.
Jika pilih jalur akademik, maka pilih kurikulum dan mendaftar di PKBM. Jika jalur minat bakat & tdk membutuhkan ijazah, maka kurikulumnya sesuai dgn minat bakat yg ditekuni anak.
3. Bisa dilakukan evaluasi dr segala aspek, misal dari perkembangan anak dan juga dari kemantapan hati orangtua.
πΌ *Closing Statement* πΌ
Sekolah formal ataupun homeschooling adalah sebuah pilihan. Pilihan yang sama baiknya.
Bisa jadi keluarga A cocok di sekolah formal. Sebaliknya keluarga B lebih cocok di jalur homeschooling.
*Kuncinya 1, baik sekolah formal ataupun homeschooling, pendidikan anak adalah tanggung jawab orangtua.*
_Allah titipkan amanah untuk kita yaitu seorang anak yang harus kita pertanggungjawabkan kelak._
Semoga Allah mudahkan kita dalam mengemban tanggung jawab ini.
Mhn maaf untuk kata-kata yang tdk berkenan dan penjelasannya yang kurang dimengerti.
Terima kasih atas kesempatanya yang sudah diberikan, terutama kepada ibu admin, mba Dania. ππ
Wassalamu alaikum.
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
π
π
LEARNING MAMA COPYRIGHT 2018π
π
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
π₯ Fanspage :
www.facebook.com/learningmamaa
π· Instagram :
www.instagram.com/Learningmama.indonesia
π Web :
www.Learningmamaindonesia.wordpress.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Renungan untuk Guru Rumah
Renungan untuk Guru Rumah Pemaparan Dari Miss Rina Mari kita mengenal para Ummahatul mukminin 1. Asiyah istri Firaun 2. Khadijah Binti Khuwa...
-
KERJASAMA ORANGTUA DAN SEKOLAH DALAM MENANGANI KASUS BULLYING 3 Dosa Besar Pendidikan: 1. Perundungan Perilaku atau tindak agresif yang meli...
-
Pemateri: Ustad Mohamad Emron S.Psi Beliau lahir di Makkah, 11 April 1992 Pernah belajar di Roudotul Ulum Malang selama empat tahun.
-
AYAT-AYAT YANG PALING DITAKUTI SYAITAN "Tafsir surah An-Nas dan Al Falaq" Orang paling selamat yaitu orang yang berilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar