Profil Pemateri
Nafila Rahmawati
Surabaya, August 19th 1990
A Mother, Montessori Enthusiast
🌷 Montessori at Home Rumah Aruna 2017
🌷 Lesson Plan Montessori Madness 2017
🌷 Language Workshop IIMC 2018
🌷 Kurikulum 101 Rumah Aruna 2018
🌷 Diploma Montessori 2 1/2 - 6 years Modern Montessori International 2018
🌷 Founder Montessori Newbie (Telegram 2017, Instagram 2018)
@nafilandscape
@montessorinewbie
MATERI
FILOSOFI MONTESSORI
- Dari Buku Ke Perilaku -
Prepared by Nafila Rahmawati
IG: @nafilandscape | @montessorinewbie
Overview
1. Prinsip Dasar
2. Periode Perkembangan
3. Menjadi Directress Montessori
1. PRINSIP DASAR
❇ Pembentukan Diri Sendiri
Anak membutuhkan dukungan dari lingkungan dan keleluasaan untuk membentuk diri.
Dalam proses self-construct ini, anak mendapat dorongan bantuan dari dalam diri mereka berupa:
1- Sensitive Period (Periode Sensitif)
2- Absorbent Mind (Pikiran yang Mudah Menyerap)
*Sensitive Period*
Periode dimana anak meresapi kualitas tertentu dari lingkungannya (peka pada keteraturan, kepekaan inderawi, peka pada hal kecil, koordinasi gerakan, bahasa dan aspek sosial lainnya).
*Absorbent Mind*
Proses dimana anak membentuk, menyerap dan mengembangkan pengetahuan yang mereka peroleh dari lingkungan.
before three, the functions are being created, after three they develop
❇ Hukum Perkembangan
1. Anak Butuh "Bekerja"
2. Kemandirian
3. Perhatian dan Konsentrasi
4. Perkembangan atas Kehendak
5. Perkembangan Intelektual
6. Perkembangan Imajinasi dan Kreativitas
7. Perkembangan Emosi dan Spiritual
❗Words to Remember
"Believe in the method"
_Tidak ada metode pendidikan apapun yang akan memberikan efek positif selama kita tidak percaya para prosesnya._
2. PERIODE PERKEMBANGAN
1. Periode Pertama 0-6 Tahun
👉🏻 Pembentukan diri sendiri (cara bekerja).
2. Periode Kedua 6-12 Tahun
👉🏻 Pembentukan psikologis (kepribadian dan fisik).
3. Periode Ketiga 12-18 Tahun
👉🏻 Konsep diri dan hubungannya dengan dunia sekitar.
4. Periode Keempat
👉🏻 Manusia dewasa.
3. MENJADI DIRECTRESS MONTESSORI
[1] Kualitas Seorang Directress Montessori
"The real preparation for education is the study of one's self. The training of the teacher who is to help life is something far more than learning of ideas. It includes the training of character, it is a preparation of the spirit."
~ Dr. Maria Montessori
Memulai Montessori di rumah berarti menyiapkan Ibu atau pengasuh dan seluruh keluarga untuk menjadi pembimbing anak. Alih-alih fokus menyediakan peralatan, terlebih dahulu menyiapkan kompetensi dalam membersamai anak belajar.
Demikian perlu belajar sepenuhnya filosofi dan bagaimana kualitas directress Montessori.
[2] Panduan Observasi
🔍 Pengamatan atas Kegiatan Anak
Perhatikan durasi dan kelancaran anak dalam menyelesaikan tugas, repetisi dan spontanitas tindakan, serta stabilitas anak untuk kembali bekerja setelah disela oleh suatu distraksi.
🔍 Pengamatan atas Performa Kerja Anak
Perhatikan respon anak yang tidak sesuai dengan tugas, pelibatan ekspresi kepuasan ketika berhasil dan menyerah ketika belum berhasil, penolakan dan tantrum yang menyertai momen ketika belum berhasil.
🔍 Pengamatan atas Kehendak dan Disiplin Diri
Perhatikan kapan saja anak berinisiatif melibatkan diri dalam membantu tugas orang lain dan bagaimana suatu pekerjaan mengendap menjadi kebiasaan baik.
[3] Peran Seorang Directress
Seorang Directess dalam Montessori memiliki peran membersamai proses belajar anak, BUKAN mengajar.
✓ Penyedia dan penghubung anak dengan lingkungan.
✓ Pemberi contoh positif.
✓ Memastikan siklus kerja dan observasi objektif.
[4] Mewujudkan Montessori Home
💡 Diskusi dengan keluarga tentang filosofi Montessori.
💡 Pisahkan material bermain free play dengan material Montessori.
💡 Beri akses yang aman pada anak untuk mengakses mandiri kebutuhan dasarnya (makan, minum, mandi, merawat diri, membaca) dengan menyediakan peralatan sesuai ukuran tinggi anak, mudah dicapai dan dilengkapi dengan remedy tools (sapu, lap, peralatan kebersihan).
💡 Sediakan alas kerja dan minimal satu rak, satu set meja kursi sesuai ukuran anak untuk melatih kemandirian siklus kerja.
💡 Aplikasikan filosofi Montessori.
FILOSOFI
Semakin dalam kita mempelajarinya, semakin mendekati benar arah praktek Montessori kita di rumah, tidak hanya sekadar mengikuti arus namun memenuhi hak anak atas pola pengasuhan sekaligus pendekatan pendidikan yang manusiawi.
== Thank You ==
Knowlede means nothing without your exortion at home.
💟 Montessori Newbie
---------------------------------------
Kuliah Whatsapp
*🧕Ms. Nafila*
Jazakillah, terima kasih banyak Maya dan tim RQ Cahaya
Mari kita mulai belajar kita dengan doa agar diluruskan niat belajarnya dan menjadi ilmu yang berkah
Catatan penting dari saya: jika memang dirasa membutuhkan sharing atau post slide dan summary waminar ke sosial media, mohon untuk mencantumkan sumber belajar (bisa hanya nama saya sebagai pemateri atau link ke sosial media @nafilandscape atau @montessorinewbie). Insya Allah, menghargai penyampai ilmu adalah salah satu cara agar ilmu menjadi manfaat dan berkah
Penting bagi orang tua, untuk memahami bagaimana proses pertumbuhan anak sehingga modal dasar perkembangan anak bisa disediakan secara komprehensif dan kontinyu. Dukungan berupa lingkungan yang kaya stimulan dan keleluasaan yang diberikan pada anak adalah bekal pertama bagi anak untuk membentuk persepsi diri
Filosofi Montessori yang akan saya bahas malam ini mencakup prinsip dasar, periode perkembangan dan bagaimana menjadi directress yang sesuai dengan prinsip dasar Montessori.
1. Anak Butuh “Bekerja”
Tidak ada manusia normal yang nyaman dalam kondisi tidak melakukan apapun, begitupun dengan anak. Perilaku anak yang agresif, tantrum atau sering memusuhi teman mereka disebabkan karena anak tidak memiliki akses atas aktivitas yang produktif untuk menyalurkan energi mereka. Bekerja versi anak berbeda dengan manusia dewasa. Jika manusia dewasa bekerja untuk menyelesaikan suatu hal, anak-anak bekerja untuk memulai membentuk sesuatu. Maka dari itu, menilai bekerjanya anak adalah pada proses, tidak pernah pada hasil.
2. Kemandirian
Mandiri bagi seorang anak adalah mendapatkan kesempatan dan kepercayaan untuk melakukan aktivitas tanpa intervensi, koreksi dan bantuan dari luar dirinya sendiri. Tugas orang dewasa di sekitarnya adalah menyediakan ruang yang aman, aktivitas yang terarah, penanaman disiplin lewat siklus aktivitas yang teratur dan memberi pemahaman tentang apa yang baik dan buruk.
3. Perhatian dan Konsentrasi
Anak membangun konsentrasinya dari menit ke menit, dari impuls primitif ke ketertarikan personal. Dengan menyediakan aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan mereka, maka perhatian dan konsentrasi anak akan terbangun dan menjadikan mereka pribadi yang lebih tenang serta memiliki kontrol atas diri sendiri.
4. Perkembangan atas Kehendak
Setelah kemandirian dan konsentrasi tercapai dalam diri seorang anak, mereka memasuki kondisi dimana mereka mampu mengekspresikan keinginan dan membuat keputusan. Fase penting dalam kehidupan anak untuk belajar melahirkan reaksi yang tepat pada apa yang terjadi di sekitarnya. Setelah anak mampu bersikap reaktif, kebiasaan tersebut akan mengendap menjadi disiplin dan pemahaman untuk patuh secara rasional.
5. Perkembangan Intelektual
Intelektualitas manusia hanya bisa dicapai lewat penggunaan inderawi secara aktif pada lingkungan sekitar. Indera yang diberi rangsangan akan mengkategorikan persepsi dan membangun keberaturan dalam diri. Montessori memfasilitasi pengembangan intelektualitas anak lewat materi sensorial dalam level bertahap yang diberikan sejak usia dini.
6. Perkembangan Imajinasi dan Kreativitas.
Lewat interaksi dengan beragam materi di sekitar, anak akan mampu melahirkan imajinasi versi mereka sendiri. Imajinasi dan kreativitas lahir dari kayanya materi konkrit yang disediakan di sekitar anak, anak bisa membentuk hal baru dari materi, bercerita ulang dan bermain role play.
Montessori menghindari memberikan konten yang bersifat fantasi.
7. Perkembangan Emosi dan Spiritual
Jiwa anak yang murni membutuhkan lingkungan yang penuh cinta kasih, empati, kepedulian dan disiplin dalam membedakan hal yang baik dan buruk. Orang dewasa wajib memenuhi kebutuhan jiwa anak dengan cara yang non otoritatif.
___________________
1. PRINSIP DASAR
❇ Pembentukan Diri Sendiri
Anak membutuhkan dukungan dari lingkungan dan keleluasaan untuk membentuk diri.
Dalam proses self-construct ini, anak mendapat dorongan bantuan dari dalam diri mereka berupa:
1- Sensitive Period (Periode Sensitif)
2- Absorbent Mind (Pikiran yang Mudah Menyerap)
Sensitive Period
:: Periode dimana anak meresapi kualitas tertentu dari lingkungannya (peka pada keteraturan, kepekaan inderawi, peka pada hal kecil, koordinasi gerakan, bahasa dan aspek sosial lainnya).
Absorbent Mind
:: Proses dimana anak membentuk, menyerap dan mengembangkan pengetahuan yang mereka peroleh dari lingkungan.
1. Periode pertama
Sebagaimana telah dijelaskan dalam hukum perkembangan, anak-anak mengalami poin-poin di
atas selama rentang usia 0 – 6 tahun
2. Periode kedua
Pada rentang waktu ini anak mengalami:
• perkembangan fisik yang lebih kuat
• perkembangan mental yang kritis
banyak bertanya tentang sebab akibat dan menyukai ilmu pengetahuan
• perkembangan sosial
anak berusaha menemukan fungsi dirinya dalam keluarga dan teman sebaya
• perkembangan moral
anak menyaring justifikasi dan belajar realita baik-buruk pada kejadian sehari-hari
3. Periode ketiga
Pada rentang waktu ini mulai muncul kebutuhan baru pada anak berupa: • kebutuhan atas rasa tenang dan waktu menyendiri
• kebutuhan atas aktivitas intelektual (berdiskusi, menyimpulkan suatu hal dsb)
• kebutuhan atas pengetahuan dan kegiatan akademis
• kebutuhan untuk mengkespresikan kreativitas (di kalangan teman sebaya maupun di tengah orang dewasa)
• ketertarikan pada realitas.
"Believe in the method"
Tidak ada metode pendidikan apapun yang akan memberikan efek positif selama kita tidak percaya para prosesnya.
Kenapa teman-teman semua ada di grup waminar malam ini? Saya percaya teman-teman tertarik dan penasaran dengan metode Montessori. Alhamdulillah kita sama-sama berkenan belajar filosofinya terlebih dahulu sehingga kuat pondasi Montessorinya.
1. Bersedia melibatkan diri sendiri sepenuhnya menjadi bagian dari proses belajar
Bukan hanya sebagai figure yang mengajar namun juga belajar dari anak, mengobservasi diri sendiri dan anak, menerima kekurangan serta kemampuan diri sendiri dan anak, objektif dan selalu meningkatkan kemampuan keilmuan
2. Bersedia memahami anak seutuhnya
Sebagai manusia dewasa, kita perlu menghormati bahwa anak bukan sekedar kertas atau gelas kosong yang harus diisi penuh. Perlu diingat bahwa setiap anak terlahir dengan potensinya masing-masing, mereka sudah “diisi” oleh Tuhan dengan kelebihan dan kekurangan yang bisa kita arahkan
3. Bersedia mengeliminasi keinginan pribadi (non-egocentric)
Seringkali kita terbawa ambisi atau kompetisi fiktif untuk menjadikan anak terlihat superlative. Mengakselerasi aktivitas yang tidak sesuai dengan kebutuhan belajar mereka adalah bentuk otoritatif yang tidak sesuai dengan prinsip “follow the child” dan “respect to the child” pada Montessori
4. Bersedia bersikap sebagai pengamat dan membantu anak seperlunya
Menjadi pengamat yang objektif adalah hal yang hanya bisa dilakukan lewat latihan berulang. Naluri dalam mengasuh anak selalu mendorong kita untuk menyediakan segalanya bagi anak. Hal yang demikian akan mematikan impuls reaktif dan aksi spontan anak, menghalangi mereka menjadi pengambil keputusan karena terbiasa dituntun. Kesediaan mengamati anak akan mengantarkan kita pada kondisi “discovery of the child”, menemukan betul apa yang dibutuhkan anak dan menyediakan stimuli lanjutan
5. Memiliki pandangan terbuka tentang kesetaraan manusia dewasa dan anak
Pengasuh yang menempatkan anak memiliki hak berkembang setara dengan manusia dewasa akan melihat anak sebagai teman dan berhasil membangun hubungan emosional yang dekat dengan anak. Kualitas hubungan inilah yang akan menjadi dasar mudahnya proses belajar yang direncanakan
6. Percaya pada konsep
Tidak ada pendekatan belajar apapun yang akan efektif jika selama membersamai anak kita tidak sepenuhnya percaya pada sebuah metode yang diaplikasikan secara komprehensif sejak dari dasar pemikiran hingga praktik kegiatan
Keenam poin di atas adalah kualitas yang harus dimiliki jika kita ingin menjadi directress Montessori baik di rumah maupun jika ingin mengajar di sekolah.
(Lanjut di Tanya~Jawab Filosofi Montessori (kelas Relay))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar